Praktik Baik
Kurikulum Merdeka Ajak Orang Tua Ikut Terlibat dan Bantu Anak Lebih Semangat
10 Juli 2024
Proses pembelajaran bagi anak tidak harus selalu bersifat serius dan kaku. Sebaliknya, pembelajaran dapat dirancang agar lebih interaktif dan menyenangkan, terutama dengan adanya peran aktif orang tua di dalamnya. Keterlibatan orang tua tidak hanya memperkaya pengalaman belajar anak, tetapi juga memperkuat hubungan antara anak dan orang tua sehingga menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung dan penuh motivasi.
Contoh nyata dari hal ini terlihat dalam karya-karya yang diunggah oleh para orang tua yang berpartisipasi dalam Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024. Salah satu karya yang menginspirasi dalam meningkatkan literasi membaca anak adalah “Aksara Renjana dan Literasi” karya Dadan Ramdani Saleh. Dalam karyanya, Deden berbagi pengalaman berharga tentang bagaimana ia mengenalkan literasi membaca kepada putrinya, Aksara Renjana, dengan cara yang interaktif dan menyenangkan, sehingga membangun minat baca yang kuat sejak usia dini.
“Sejak lahir, Renjana telah dikenalkan pada dunia tulisan, sesuai dengan namanya yang berarti cinta pada tulisan. Ia tumbuh bersama buku, dan bahkan sejak usia satu bulan, kami sudah mulai mengenalkannya pada bacaan. Kami membawanya ke Perpustakaan Nasional saat ia masih bayi, dan ingatan kami masih segar tentang buku pertama yang kami beli untuknya, sebuah buku bantal yang empuk dan bisa ia gigit”, ujar Deden.
Dadan menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakannya untuk mengenalkan buku dan tulisan kepada Renjana sangat efektif, sehingga Renjana tidak hanya mulai membaca, tetapi juga mengembangkan kecintaan mendalam terhadap buku. Dengan cara tersebut, Deden berhasil membentuk minat baca yang kuat dalam diri Renjana, yang terlihat dari ketertarikan dan kecintaannya yang terus berkembang terhadap dunia literasi.
“Setiap hari kami membacakan buku dan dongeng yang kami ciptakan sendiri untuk Renjana, serta membuat media bermain yang menyenangkan sambil belajar literasi. Renjana selalu menantikan setiap sesi tersebut dengan antusias. Dia bahkan membawa buku ke mana pun kami pergi, termasuk dalam perjalanan atau saat berkemah. Kini, di usianya yang keempat, alhamdulillah Renjana telah berkembang dengan kemampuan berbahasa yang sangat baik”, terang Dadan.
“Setiap hari kami membacakan buku dan dongeng yang kami ciptakan sendiri untuk Renjana, serta membuat media bermain yang menyenangkan sambil belajar literasi. Renjana selalu menantikan setiap sesi tersebut dengan antusias. Dia bahkan membawa buku ke mana pun kami pergi, termasuk dalam perjalanan atau saat berkemah. Kini, di usianya yang keempat, alhamdulillah Renjana telah berkembang dengan kemampuan berbahasa yang sangat baik”, terang Dadan.
Pengalaman menyenangkan dalam mendampingi anak selama proses pembelajaran juga dirasakan oleh Mursyidah Pratiwi, orang tua Alfatih, siswa SDIT Robbani Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dalam karyanya yang berjudul “Eksperimen Listrik Tenaga Kentang,” Mursyidah membagikan keseruan bersama putranya dalam mengembangkan minat literasi sains melalui eksperimen menciptakan tenaga listrik dengan menggunakan kentang sebagai media.
Mursyidah menjelaskan bahwa putranya merupakan anak yang tidak hanya membutuhkan pembelajaran teori, tetapi juga memerlukan pengalaman praktik untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Menurutnya, metode belajar yang melibatkan aktivitas praktis memungkinkan putranya untuk benar-benar memahami konsep-konsep yang diajarkan dan mengaplikasikannya dengan lebih efektif, sehingga memperkuat keterampilannya dan meningkatkan hasil belajarnya secara keseluruhan.
“Saya menemukan bahwa anak saya, Alfatih, lebih mudah memahami materi ketika belajar secara langsung dengan benda-benda di hadapannya, daripada hanya membaca buku. Dengan metode tersebut, Alfatih dapat menangkap dan memahami materi dengan lebih baik. Hal ini juga berlaku untuk pelajaran-pelajaran lainnya", imbuh Mursyidah.
Mursyidah menjelaskan bahwa pembelajaran putranya semakin difasilitasi dengan hadirnya Kurikulum Merdeka yang berorientasi pada kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Menurutnya, kurikulum ini menawarkan pendekatan yang lebih fleksibel dan berbasis pengalaman praktis, sehingga memungkinkan putranya untuk belajar melalui kegiatan langsung yang sesuai dengan kebutuhan Alfatih.
“Berdasarkan cerita Alfatih, di sekolah terdapat berbagai permainan dan aktivitas yang membuatnya sangat riang bercerita. Kami sebagai orang tua dapat membayangkan bagaimana Kurikulum Merdeka mengemas pembelajaran dengan melibatkan anak secara langsung, sehingga mereka benar-benar menikmati proses belajar di kelas. Meskipun ada asesmen, saya hanya perlu memantau, karena Alfatih merasa bahwa asesmen tersebut dikemas dengan cara yang sangat menyenangkan dan tidak terasa membebani”, ujar Mursyidah.
Senada dengan Mursyidah, Dadan mengakui bahwa penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah telah mengubah dinamika pembelajaran secara signifikan. Dadan mencatat bahwa kurikulum ini tidak hanya membuat para peserta didik menjadi lebih kritis, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir lebih mendalam dan kreatif.
"Di TK, saya melihat banyak hal menarik dan perubahan yang luar biasa. Misalnya, saat guru mengajarkan cara membuat kue tradisional, anak-anak tidak hanya belajar tetapi juga mendiskusikan bahan-bahan dan proses pembuatan kue tersebut. Meskipun mereka masih di TK A dan TK B, mereka sudah menunjukkan pemikiran yang kritis dan pemahaman yang lebih mendalam, mirip dengan anak-anak SD", jelas Dadan.
Peran orang tua dalam gotong royong untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi penting sebagai salah satu pihak esensial dalam tumbuh kembang anak. Melalui dukungan orang tua dalam implementasi Kurikulum Merdeka, upaya bersama ini dapat dilakukan tidak hanya di lingkungan sekolah, namun juga di rumah melalui cara yang tak kalah menyenangkan dan bermakna.
Seluruh karya para orang tua yang menemani anak belajar dengan cara menyenangkan dan bermakna bersama Kurikulum Merdeka dapat diakses di https://feskurmer.kemdikbud.go.id/kategori/orang-tua
Info Terkini
Praktik Baik
Dari Wonosobo ke Banjarnegara, Para Guru Menggali Kekayaan Kurikulum Merdeka
17 Oktober 2024
Praktik Baik
Kurikulum Merdeka Ajak Orang Tua Ikut Terlibat dan Bantu Anak Lebih Semangat
10 Juli 2024
Publikasi
Telah Terbit Peraturan Mendikbudristek No.12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Menengah
27 Maret 2024