Publikasi
Kemendikbudristek Berikan Pendampingan Kurikulum Merdeka di Kota Medan
12 Desember 2022
Medan— Pelaksana tugas (Plt.) Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kemendikbudristek terus melakukan pendampingan secara konsisten untuk merespons tantangan implementasi Kurikulum Merdeka. Hal tersebut diungkapkannya saat membuka lokakarya “Sosialisasi Kurikulum Merdeka untuk Memulihkan Pembelajaran†di Kota Medan, Sumatra Utara, Senin (12/12/2022). Lokakarya tersebut diselenggarakan untuk meluruskan miskonsepsi implementasi Kurikulum Merdeka di antara guru dan tenaga kependidikan (GTK) di Kota Medan.
Ia mengatakan, dengan Kurikulum Merdeka, potensi peserta didik dapat dikembangkan sejak dini sesuai dengan minat dan bakatnya karena Kurikulum Merdeka memberikan kemerdekaan kepada guru untuk fokus kepada materi esensial dan mengurangi beban administrasi. Selama dua tahun ini, lanjutnya, Kemendikbudristek berupaya melakukan penyederhanaan kurikulum untuk memulihkan pembelajaran melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah dan organisasi profesi.
“Setiap anak mempunyai peran penting dalam kehidupan. Untuk itu, sebagai pendidik memiliki tanggung jawab untuk mengolah hati, mengolah rasa, dan mengolah karya anak untuk berkembang sesuai kodratnya,†ujar Zulfikri.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah SMA, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Utara, Basir S. Hasibuan. Basir mengatakan, pola pikir dalam menyikapi Kurikulum Merdeka penting untuk dipahami oleh seluruh warga ekosistem. Ia menilai, Kurikulum Merdeka berjalan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini diperlukan untuk menyiapkan generasi Indonesia Emas 2045. Ia pun menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah mendukung proses pemulihan pembelajaran di wilayah Sumut.
“Kami cukup berbangga, karena saat ini Provinsi Sumut masuk di dalam 10 besar peringkat provinsi teratas yang menuntaskan penggunaan akun belajar.id. Capaian ini merupakan hasil sinergi antara Balai Besar Guru Penggerak, pemerintah daerah kabupaten/kota, Kapten dan co-Kapten belajar.id, serta pemangku kepentingan pendidikan di Sumut,†katanya.
Pada kesempatan yang sama, apresiasi serta dukungan atas implementasi Kurikulum Merdeka di Kota Medan disampaikan langsung oleh Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Sofyan Tan. Dikatakan Sofyan Tan, implementasi Kurikulum Merdeka telah terwujud lewat berbagai pembelajaran berbasis proyek. Contohnya, proyek pengolahan sampah secara sederhana di Kota Medan.
Sofyan menilai penting untuk para pendidik menyesuaikan proses pembelajaran dengan perkembangan situasi dunia. Termasuk menyiapkan generasi untuk menyikapi tantangan teknologi informasi yang berubah secara cepat. “Karena guru adalah promotor siswa,†ujarnya.
Dalam kegiatan ini, para peserta juga berkesempatan untuk berbagi beragam praktik terkait implementasi Kurikulum Merdeka. Kesempatan pertama diberikan kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 24 Medan, Dewi Sri Indriati Kusuma, untuk bercerita mengenai penerapan Kurikulum Merdeka di kelas VII dan VIII.
“Setelah penerapan Kurikulum Merdeka, terdapat perubahan pada guru. Mereka menjadi lebih kreatif dalam merancang pembelajaran. Di tahun 2022, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di kelas VII dan VIII, kami melakukan budidaya bunga telang yang tertuang dalam tiga tema, yaitu kearifan lokal, gaya hidup berkelanjutan, dan kewirausahaan,†tutur Dewi yang juga menjabat sebagai Ketua Wilayah Ikatan Guru Indonesia (IGI) Provinsi Sumut.
Selanjutnya Kepala UPT SDN 060877 Kecamatan Medan Perjuangan, Wirda, turut menyampaikan praktik baik di sekolahnya. “Awal tahun ajaran baru tahun 2022, sekolah kami memiliki inisiatif untuk menerapkan Kurikulum Merdeka ‘Mandiri Belajar’. Untuk proyek P5 di kelas I dan IV, kami lakukan proyek penanaman karakter,†ujar Wirda yang juga tergabung dalam pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Medan Bidang Pendidikan dan Pelatihan.
Selanjutnya, guru mata pelajaran Bahasa Inggris di SMK Taman Siswa Lubuk Pakam 2, Siti Marlina, memberikan motivasi kepada semua guru untuk menjadi Guru Penggerak. Siti Marlina merupakan Calon Guru Penggerak angkatan IV Deli Serdang. “Sebagai guru, kita harus selalu bergerak mengikuti perkembangan zaman, memuktahirkan pengetahuan kita, dan menyeimbangi rasa keingintahuan peserta didik. Guru Penggerak itu kreatif, inovatif, dan kolaboratif,†tutur Siti yang memiliki hobi menulis buku itu.
Di dalam lokakarya, selain pendalaman materi tentang Kurikulum Merdeka, para peserta juga berkesempatan mendapatkan materi dan berdiskusi aktif mengenai pemahaman Platform Merdeka Mengajar yang disampaikan oleh Kepala Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Sumut, Joko Ahmad Julifan. (Desliana Maulipaksi/ Sumber: kemdikbud.go.id)
“Setiap anak mempunyai peran penting dalam kehidupan. Untuk itu, sebagai pendidik memiliki tanggung jawab untuk mengolah hati, mengolah rasa, dan mengolah karya anak untuk berkembang sesuai kodratnya,†ujar Zulfikri.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah SMA, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Utara, Basir S. Hasibuan. Basir mengatakan, pola pikir dalam menyikapi Kurikulum Merdeka penting untuk dipahami oleh seluruh warga ekosistem. Ia menilai, Kurikulum Merdeka berjalan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini diperlukan untuk menyiapkan generasi Indonesia Emas 2045. Ia pun menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah mendukung proses pemulihan pembelajaran di wilayah Sumut.
“Kami cukup berbangga, karena saat ini Provinsi Sumut masuk di dalam 10 besar peringkat provinsi teratas yang menuntaskan penggunaan akun belajar.id. Capaian ini merupakan hasil sinergi antara Balai Besar Guru Penggerak, pemerintah daerah kabupaten/kota, Kapten dan co-Kapten belajar.id, serta pemangku kepentingan pendidikan di Sumut,†katanya.
Pada kesempatan yang sama, apresiasi serta dukungan atas implementasi Kurikulum Merdeka di Kota Medan disampaikan langsung oleh Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Sofyan Tan. Dikatakan Sofyan Tan, implementasi Kurikulum Merdeka telah terwujud lewat berbagai pembelajaran berbasis proyek. Contohnya, proyek pengolahan sampah secara sederhana di Kota Medan.
Sofyan menilai penting untuk para pendidik menyesuaikan proses pembelajaran dengan perkembangan situasi dunia. Termasuk menyiapkan generasi untuk menyikapi tantangan teknologi informasi yang berubah secara cepat. “Karena guru adalah promotor siswa,†ujarnya.
Dalam kegiatan ini, para peserta juga berkesempatan untuk berbagi beragam praktik terkait implementasi Kurikulum Merdeka. Kesempatan pertama diberikan kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 24 Medan, Dewi Sri Indriati Kusuma, untuk bercerita mengenai penerapan Kurikulum Merdeka di kelas VII dan VIII.
“Setelah penerapan Kurikulum Merdeka, terdapat perubahan pada guru. Mereka menjadi lebih kreatif dalam merancang pembelajaran. Di tahun 2022, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di kelas VII dan VIII, kami melakukan budidaya bunga telang yang tertuang dalam tiga tema, yaitu kearifan lokal, gaya hidup berkelanjutan, dan kewirausahaan,†tutur Dewi yang juga menjabat sebagai Ketua Wilayah Ikatan Guru Indonesia (IGI) Provinsi Sumut.
Selanjutnya Kepala UPT SDN 060877 Kecamatan Medan Perjuangan, Wirda, turut menyampaikan praktik baik di sekolahnya. “Awal tahun ajaran baru tahun 2022, sekolah kami memiliki inisiatif untuk menerapkan Kurikulum Merdeka ‘Mandiri Belajar’. Untuk proyek P5 di kelas I dan IV, kami lakukan proyek penanaman karakter,†ujar Wirda yang juga tergabung dalam pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Medan Bidang Pendidikan dan Pelatihan.
Selanjutnya, guru mata pelajaran Bahasa Inggris di SMK Taman Siswa Lubuk Pakam 2, Siti Marlina, memberikan motivasi kepada semua guru untuk menjadi Guru Penggerak. Siti Marlina merupakan Calon Guru Penggerak angkatan IV Deli Serdang. “Sebagai guru, kita harus selalu bergerak mengikuti perkembangan zaman, memuktahirkan pengetahuan kita, dan menyeimbangi rasa keingintahuan peserta didik. Guru Penggerak itu kreatif, inovatif, dan kolaboratif,†tutur Siti yang memiliki hobi menulis buku itu.
Di dalam lokakarya, selain pendalaman materi tentang Kurikulum Merdeka, para peserta juga berkesempatan mendapatkan materi dan berdiskusi aktif mengenai pemahaman Platform Merdeka Mengajar yang disampaikan oleh Kepala Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Sumut, Joko Ahmad Julifan. (Desliana Maulipaksi/ Sumber: kemdikbud.go.id)
Berita Terkait
Publikasi
Telah Terbit Peraturan Mendikbudristek No.12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Menengah
27 Maret 2024
Publikasi
Pendaftaran dan Refleksi Kurikulum Merdeka Diperpanjang
03 April 2023
Publikasi
Telah Terbit Penjelasan Lingkup Capaian Pembelajaran Fase Fondasi
24 Februari 2023
Publikasi
Kurikulum Merdeka Tingkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa
28 Januari 2023
Publikasi
Telah Terbit Panduan Laporan Hasil Belajar di Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
12 Desember 2022
Info Terkini
Praktik Baik
Dari Wonosobo ke Banjarnegara, Para Guru Menggali Kekayaan Kurikulum Merdeka
17 Oktober 2024
Praktik Baik
Kurikulum Merdeka Ajak Orang Tua Ikut Terlibat dan Bantu Anak Lebih Semangat
10 Juli 2024
Publikasi
Telah Terbit Peraturan Mendikbudristek No.12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Menengah
27 Maret 2024